Nama :
Tri Kodariya Nisa
NIM :
16120016 (Sejarah dan Kebudayaan Islam)
Mata Kuliah : Sejarah Umat Islam Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Badrun, M.SI
Pentingnya Pendidikan dalam Penyebaran Islam
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, seperti
guru contohnya. Tetapi pembelajaran juga memungkinkan secara otodidak. Secara etimologi, kata
pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti
“keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.
Pendidikan
sangatlah penting bagi setiap anak maupun orang dewasa. Adanya pendidikan menjadikan
individu lebih memiliki wawasan yang lebih, dan bahkan dapat mengembangkan skill
yang belum diketahui. Dalam UUD 1945 juga telah diterangkan bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 31 ayat
3 dijelaskan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam
keagamaan, pendidikan merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan dakwah khususnya
Islam yang hampir ada di setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Setiap agama
memposisikan dirinya sebagai sebuah tatanan nilai mulia yang menjiwai apapun
yang terdapat dalam dunia pendidikan. Penyebaran agama melalui pendidikan
sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan. Pedidikan yang dikelola
menggunakan sistem pengajaran dengan menyampaikan nilai-nilai moral serta
keagamaan. Dengan demikian diharapkan seorang yang mengikuti program pendidikan
mampu menerima apa yang telah disampaikan oleh seorang guru ataupun seseorang
yang posisinya sebagai pendidik dengan baik.
Ada dua
macam pendidikan, yaitu pendidikan nasional dan keagamaan. Pendidikan keagamaan
lebih cenderung untuk membangun akhlakul karimah, sementara pendidikan
nasional mengarah pada kesuksesan siswa untuk lulus dengan prestasi angka.
Pendidikan keagamaan ini banyak dijumpai dalam lingkup lembaga pendidikan
berbasis pesantren. Sistem pengajaran di pesantren dirasa cukup baik dan
efektif dibandingkan dengan sistem pengajaran pendidikan nasional dalam
menyampaikan sebuah pengetahuan atau pembelajaran mengenai keagamaan.
Akulturasi budaya pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional tidak
dalam satu tahapan yang mudah, namun terjadi secara bertahap dan kerap kali
mendapat hambatan.
Pendidikan
dalam pesantren pun juga menggunakan sistem formal dan non-formal. Pendidikan
formal dalam artian pendidikan yang sederajat dengan pendidikan formal umum,
yang mana ada sebuah penghargaan berupa ijazah, dan juga adanya akreditasi yang
diberikan pemerintah melalui beberapa syarat. Sedangkan pendidikan non-formal
yaitu diniyah dan pesantren. Kurikulum yang dipakai pun harus sesuai dengan
pasal 37 UU Sisdiknas, selain mengajarkan mengenai keagamaan, juga harus
bermuatan pembelajaran yang umum.
Dengan
demikian pendidikan merupakan wadah penting dalam pengembangan ataupun
penyebaran agama Islam dengan menggunakan metode-metode yang ada dan sesuai
dengan peraturan Undang-Undang. Melalui pendidikan inilah kemajuan dibidang
keagamaan meningkat cukup tinggi. Hal itu karena pendidikan yang
diselenggarakan dimulai sejak usia dini dan mulailah pengenalan mengenai
keagamaan.
Peranan
Pendidikan dalam Sejarah Terbentuknya Nasionalisme Indonesia
Pada
masa pemerintahan Belanda, mereka sangat membutuhkan banyak pekerja dari
pribumi, mereka ditempatkan pada kegiatan-kegiatan yang dianggap memiliki gaji
rendah. Pada saat itu pula kondisi rakyat pribumi sedang terpuruk serta adanya
sistem tanam paksa yang diberlakukan oleh Pemerintah Belanda. Melihat hal yang
demikian, Van Deventer mengajukan 3 program yang dikenal dengan Trilogi Van
Deventer, yaitu irigasi, edukasi, dan imigrasi. Edukasi sangat berperan penting
dalam tumbuh dan berkembangnya nasionalisme Indonesia. Pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kinerja pribumi
agar kegiatan yang mereka kerjakan pun juga memberikan hasil yang baik.
Kecerdasan dan kemampuan pribumi pun kian meningkat dan berkembang cukup baik
seiring dengan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Belanda untuk merasakan
pendidikan ditengah-tengah kesengsaraan mereka.
Sistem
pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia memiliki tingkatan-tingkatan
antara bangsa pribumi dan bangsa penjajah. Adanya hal tersebut menimbulkan rasa
nasionalisme dan rasa ingin merdeka, mereka juga ingin merasakan pedidikan yang
sama tanpa adanya deskriminasi. Deskriminasi pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintahlah yang menimbulkan kecemburuan sosial, kemudian tumbuh menjadi rasa
nasionalisme yang menggebu-nggebu.
Berjalannya
waktu, mengantarkan pendidikan pada perkembangan yang memunculkan banyak tokoh
cendikiawan. Mereka menjadi
penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang
selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan. Pergerakan-pergerakan
nasional yang terbentuk pun memberikan kontribusi terhadap berkembangnya
pendidikan. Misalnya pendidikan dalam Muhammadiyah yang memberikan perubahan
cukup besar terhadap perkembangan pendidikan, khususnya dalam bidang keagamaan.
Muhammadiyah memanglah sangat menjunjung tinggi pendidikan dan semakin
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Selain Muhammadiyah
yang merupakan pelopor kemajuan intelektual, Nahdatul Ulama pun juga demikian.
Pendidikan melalui pesantren yang sudah banyak berkembang di berbagai daerah.
Lahirnya
para tokoh pendidikan yang datang dari bidang intelektual, mendorong
terbentuknya berbagai organisasi pergerakan nasional. Banyak organisasi
pergerakan nasional yang mengusahakan adanya sebuah kemerdekaan. Adanya
pendidikan menjadikan masyarakat Indonesia lebih berfikir akan adanya sebuah
penindasan dan perlunya jiwa nasionalis demi kemajuan bangsa dan merebut hak
yang telah dirampas habis-habisan oleh penjajah kala itu. Dengan demikian,
mucullah para pelopor nasionalis yang membawa pendidikan ke arah kemajuan
dengan diiringi berputarnya waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar