Selasa, 21 November 2017

KONFLIK MONGOL DAN TURKI UTSMANI ABAD PERTENGAHAN DI ASIA TENGAH

KONFLIK MONGOL DAN TURKI
PADA ABAD PERTENGAHAN DI ASIA TENGAH

Mata Kuliah Sejarah Umat Islam
Kawasan Asia Tengah

Dosen Pengampu: Prof. Dr. M. Abdul Karim, Double MA


OLEH:
MOCHAMAD FIRMAN KAISA (16120015)
TRI KODARIYA  NISA (16120016)



JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017


DAFTAR ISI
Daftar isi..................................................................................................................... 1
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 2
a.       Latar Belakang............................................................................................... 2
b.      Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
c.       Tujuan Penulisan Makalah............................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... ......... 3
a.       Latar Belakang Terjadinya Perang................................................................. 3
b.      Kronologi Perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I............................ 4
c.       Pasca terjadinya perang.................................................................................. 5
Bab III Penutup......................................................................................................... 7
Kesimpulan.................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8


















BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bangsa Mongol merupakan bangsa yang telah terkenal dengan luasnya wilayah kekuasaan serta kekuatan dari para pemimpinnya. Salah satu keturunan dari bangsa Mongol ialah Timurlenk yang merupakan keturunan Takinah Khatun dan Amir Turghay. Ia merupakan sosok yang memiliki ambisi yang tinggi dalam menguasai sebuah wilayah. Timurlenk buta akan kekuasaan, ia menaklukan daerah-daerah lain dengan cara yang sangat kejam. Bahkan ia telah membangun menara yang tersusun dari tengkorak kepala manusia yang telah ia bantai.
Tidak lain halnya dengan Timurlenk yang berambisi tinggi, di wilayah kekuasaan Turki juga ada sosok yang memiliki ambisi besar dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam, yaitu Sultan Bayazid I. Ia dikenal sebagai Sang Kilat, karena Ia mampu mengalahkan negara-negara Nasrani di Anatolia. Sosok Bayazid I digambarkan laksana kilat diantara dua front Balkan dan Anatolia[1] dalam waktu yang tergolong singkat, yaitu sekitar satu tahun. Kemudian ia juga ingin menaklukkan kota Konstantinopel, namun pada saat Bayazid sedang sibuk menyusun rencana, Timurlenk memanfaatkan situasi itu untuk menyerang Bayazid.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang melatarbelakangi terjadinya perang?
2.      Bagaimana kronologi peperangan antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I?
3.      Peristiwa-peristiwa pasca terjadinya perang Timurlenk dan Sultan Bayazid I?
C.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui latar belakang adanya konflik yang terjadi di Asia Tengah pada masa Timurlenk dan Bayazid I.
2.      Untuk mengetahui kronologi terjadinya perang diantara keduanya.
3.      Mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadinya  setelah perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Latar Belakang Terjadinya Perang
Sultan Bayazid I mewarisi sifat-sifat keperwiraan dari ayah dan kakeknya, ia juga memiliki semangat yang sangat besar untuk Jihad Fi Sabilillah.[2] Semangat jihad yang menggebu-gebu menyebabkan Sultan Bayazid tidak begitu memperhatikan keadaan pemerintahannya dan acaman eksternal yang muncul dari mana saja. Saat beliau sedang terfokus dengan serangan kepada Konstantinopel, muncul ancaman dari sesama kerajaan Islam , yaitu serangan dari Timurlenk. Ia sangat berambisi dalam menjadi penguasa di Eropa. Karena keduanya sama-sama ingin menjadi penguasa tunggal, maka menimbulkan adanya persinggungan politik antara Sultan Bayazid dengan Timurlenk.
Timurlenk ialah keturunan dari Mongol dan Turki. Timurlenk adalah keturunan Mongol dan didukung oleh banyak kaum Mongol  yang kemudian masuk Islam setelah penaklukkan Baghdad.[3] Ia menguasai hampir sebagian besar dari wilayah negeri-negeri muslim dengan kekuatan kejam dan menakutkan bagi setiap lawannya. Peperangan ini di pengaruhi oleh adanya sebab-sebab berikut:
1.      Para pemimpin wilayah Irak, yang mana negeri mereka tunduk dibawah wilayah kekuasaan Timurlenk. Mereka meminta perlindungan kepada Bayazid I atas serangan yang dilakukan oleh Timurlenk untuk menguasai Baghdad. Sebaliknya, para penguasa wilayah di Asia Kecil yang berada dibawah kekuasaan Bayazid I meminta perlindungan kepada Timurlenk. Kedua pihak yang meminta perlindungan itu akhirnya membenturkan kekuatan Bayazid dan Timurlenk.[4]
2.      Adanya provokasi dari negara-negara Nasrani Eropa kepada Timurlenk agar segera menyerang, menumpas habis dan melenyapkan pemerintahan Bayazid. Hal ini dilakukan agar Timurlenk dapat membalaskan kekalahan mereka terhadap serangan Bayazid di beberapa pertempuran.
3.      Adanya surat-surat yang menimbulkan amarah dari kedua belah pihak. Timurlenk mengirim dua surat, surat pertama tidak direspon oleh Sultan Bayazid sehingga dikirimlah surat kedua yang didalamnya berisi penghinaan kepada Bayazid. Ia mempertanyakan ketidakjelasan asal-usul garis keturunan Bayazid. Dia menawarkan pengampunan kepada Bayazid, karena dia telah mengklaim bahwa Bani Utsmani telah banyak membaktikan diri untuk kepentingan Islam . Dia mengakhiri suratnya dengan mengecilkan posisi Bayazid . Di sisi lain, Bayazid terang-terangan mengatakan bahwa ia siap untuk melawan Timurlenk yang berambisi merampas kesultanannya.[5]
4.      Keduanya sama-sama sangat berambisi dalam perluasan wilayah kekuasaan, meskipun sama-sama dari penguasa wilayah muslim. Mereka ingin menjadi penguasa satu-satunya tanpa ada yang menandinginya.

B.       Kronologi Perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I
Setelah berhasil menganeksasi Kashmir dan Delhi pada 1398 M, beberapa tahun kemudian Timurlenk berhadapan dengan pasukan Kesultanan Utsmani dibawah pimpinan Sultan Bayazid I. Pertemuan dua kekuatan besar tersebut adalah puncak dari konflik politik antara Bayazid I dengan Timurlenk pada saat itu. Salah satu alasannya kedua pasukan tersebut bentrok, salah satunya adalah karena Sultan Bazayid I melindungi Ahmad bin Uwais dan Qara Yusuf.[6] Kedua orang tersebut dianggap oleh Timurlenk sebagai pemberontak dan pengacau, karena telah menyerang Timurlenk.[7]
Timurlenk bergerak dengan membawa 800.000 pasukannya menuju Anatolia untuk menyerang Bazayid I, pada 1402 M/804 H.[8] Untuk menghadapi serangan pasukan Timurlenk, Sultan Bazayid I mengerahkan 120.000 pasukan. Kedua pasukan tersebut bertemu di sekitar Angora (Ankara sekarang). Peperangan dimulai dengan penaklukkan Anggara oleh Timurlenk, bertujuan agar pasukan dari Turki Utsmani tidak dapat melakukan serangan dari belakang. Pasukan Timuriah memulainya dengan memakai alat berat mereka, tanpa memerintahkan untuk maju[9] hingga akhirnya meriam mereka menghantam pasukan Turki bagian tengah. Selain itu, mereka juga menggunakan panah untuk menyerang satu sama lain. Sulaiman (putra Bayazid) berusaha menyerang dengan menggerakkan pasukkan sayap kiri. Namun hal ini tak membuahkan hasil, Timuriah berhasil membantai belasan ribu prajurit Sulaiman.
Bayazid kemudian mundur secara perlahan namun pasukan Timuriah terus menyerang hingga pasukan dari Turki Utsmani ini mengalami kelelahan dibawah panasnya sinar matahari saat itu, ditambah lagi persediaan air yang tidak mencukupi. Ketiga putra Bayazid yaitu Muhammad, Sulaiman, dan Isa berhasil melarikan diri dan tinggallah ia bersama pasukan Jannisari. Dalam peperangan ini keberuntungan memihak kepada Timurlenk. Ia berhasil mengalahkan pasukan Sultan Bazayid I dan kemudian memenjarakannya. Sultan Bazayid I dipenjara oleh Timurlenk sampai akhirnya meninggal dunia pada 1403 M.
C.       Pasca Terjadinya Perang
Kekalahan Utsmani dalam perang menghadapi Timurlenk ini adalah suatu pukulan yang berat, karena pada saat itu Utsmani dalam masa usaha perluasaan wilayah ke Eropa. Oleh karena itu kekalahan pasukannya dan juga tertangkapnya pemimpin Utsmani dapat menjadi aib bagi pemerintah Utsmani. Diantara  faktor penyebab kekalahan pasukan Utsmani adalah karena ketergesaan Sultan Bayazid I dalam mengambil kebijakan untuk menghadapi  pasukan Timurlenk. Ia tidak melakukan persiapan yang matang, selain itu pasukan Utsmani juga ditempatkan dalam posisi yang kurang menguntungkan yang pada akhirnya mudah untuk di pecah belah oleh pasukan Timurlenk.
Setelah terdengar kekalahan Sultan Bazayid I terhadap Timurlenk, raja-raja Eropa, seperti raja Inggris, Prancis, Qasytalah, dan Kaisar Byzantium segera mengirimkan ucapan selamat kepada Timurlenk atas kemenangannya. Hal ini dikarenakan Utsmani selama ini sudah menjadi pengganggu bagi kerajaan-kerajaan Nasrani di Eropa. Oleh karena itu dengan kalahnya Utsmani dalam perang melawan Timurlenk dapat membuat daerah kekuasaan raja-raja Eropa tersebut aman tanpa ada lagi gangguan dari Kesultanan Utsmani.[10]
     Setelah mengalahkan Utsmani, Timurlenk kemudian menuju wilayah-wilayah Nasrani untuk kemudian ditaklukan. Ia berhasil menaklukan Azniq Bursa dan kota-kota, serta benteng-benteng pertahanan lainnya. Kemudian ia menyerang perbatasan Azmier dan mampu mengalahkan pasukan kuda Rhodesia, yaitu pasukan khusus berkuda milik Paus Yohanes. Penyerangan-penyerangan tersebut dilakukan oleh Timurlenk setelah mengalahkan Utsmani di maksudkan untuk membuat kesan bahwa Timurlenk juga berjuang Jihad fi Sabilillah. Hal ini dikarenakan setelah Timurlenk mengalahkan Utsmani banyak umat Islam yang mengkritik kepadanya, karena Timurlenk telah menghancurkan kekuatan yang selama ini melindungi umat Islam dari gangguan raja-raja Nasrani Eropa.[11]
Selain itu Timurlenk juga mengembalikan para penguasa di Asia Kecil ke kedudukannya semula. Dari kebijakan Timurlenk tersebut, wilayah-wilayah yang sebelumnya berada dibawah pemerintahan Utsmani kembali lagi memiliki kuasa untuk menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa adanya kontrol dari Kesultanan Utsmani.
Tidak cukup dengan kemenangan yang telah Timurlenk dapatkan. Ia juga berusaha menumbuhkan konflik diantara anak-anak Bazayid I. Hal itu ia lakukan untuk memadamkan ambisi politik keluarga Bazayid I. Dengan adanya kekacauan akibat konflik, Timurlenk berharap Kesultanan Utsmani menjadi lemah dan akhirnya runtuh.
     



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Timurlenk merupakan sosok penguasa sekaligus pendiri Dinasti Timuriah pada 1370 M yang berambisi, merasa dirinya lah yang pantas berkuasa. Jika di langit ada satu penguasa, yaitu Allah SWT, maka penguasa di bumi adalah dia. Timurlenk menguasai satu persatu wilayah, baik itu muslim maupun bukan. Terbukti pada penyerangan yang dilakukannya kepada kekuasaan Turki Utsmani dibawah pimpinan Bayazid I.
Terjadinya perang ini disebakan oleh suaka politik yang diberikan kepada musuh dari kedua pihak. Sultan Bayazid memberikan suaka politik kepada musuh Timurlenk (Sultan Ahmad dan Qara Yusuf), sebaliknya Timurlenk memberikan suaka politik kepada pemberontak Bayazid. Kemudian surat menyurat yang membakar amarah Bayazid sampai menimbulkan penekanan bahwa ia siap untuk melawan pasukan dari pihak Timurlenk.
Akhirnya perang ini terjadi pada 1402 M, Timurlenk membawa 800.000 pasukan menuju Anatolia, sedangkan Sultan Bayazid I hanya membawa pasukan sebanyak 120.000 pasukan. Keduanya bertemu di Angora yang sekarang menjadi Angkara. Dalam konflik ini Sultan Bayazid I tertawan hingga akhirnya meninggal dalam penjara Timurlenk. Kekuasaan Bayazid secara otomatis jatuh ketangan Timurlenk. Selain itu, banyak konflik yang terjadi antar anak-anak Bayazid sehingga konflik tersebut hanya dijadikan tontonan yang menghibur Timurlenk.



DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Al-Kautsar, 2016.


Karim, M. Abdul. Bulan Sabit di Gurun Gobi. Yogyakarta: Gramasurya, 2014.

Nugroho, Muhammad Ilham. Penyerangan Timur Lang Terhadap Kesultanan Turki Utsmani Pada Masa Bayazid I (1399-1402 M).Yogyakarta:Fak. Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. 2017.

Tim Riset dan Studi Islam Mesir. Ensiklopedia Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Aif Munandar R. Dkk. Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2013, Jilid 2.




[1] Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniya, (Jakarta:Al-Kautsar, 2016), hlm. 65
[2] Ayahnya yaitu Sultan Murad I yang telah banyak melakukan penaklukan, seperti Andrianopel, Masedonia, Bulgaria dan Asia Kecil. Kakeknya ialah Sultan Sulaiman bin Utsman yang berkuasa 1327-1360.
[3] Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya..., hlm. 69
[4] Ibid, hlm. 70
[5] Ibid, 70-71
[6]Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Aif Munandar R. Dkk, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2013), Jilid 2,  hlm. 88.
[7]M. Abdul Karim, Bulan Sabit di Gurun Gobi, (Yogyakarta: Gramasurya, 2014), hlm. 116.
[8]Ash-Shallabi, Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2016), hlm. 71. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa jumlah pasukan Timurlenk berjumlah 250.000 orang, seperti yang telah M. Abdul Karim tulis dalam Abdul Karim, M. Bulan Sabit di Gurun Gobi. (Yogyakarta: Gramasurya, 2014), hlm. 116.
[9] Muhammad Ilham Nugroho, Penyerangan Timur Lang Terhadap Kesultanan Turki Utsmani Pada Masa Bayazid I (1399-1402 M), (Yogyakarta:Fak. Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, 2017), hlm.52.
[10]Ash-Shallabi, Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khalifah .., hlm. 72.
[11]Ibid, hlm. 72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar