KONFLIK MONGOL
DAN TURKI
PADA ABAD
PERTENGAHAN DI ASIA TENGAH
Mata Kuliah
Sejarah Umat Islam
Kawasan Asia
Tengah
Dosen Pengampu: Prof. Dr. M. Abdul Karim, Double MA
OLEH:
MOCHAMAD FIRMAN KAISA (16120015)
TRI KODARIYA NISA (16120016)
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI
Daftar isi..................................................................................................................... 1
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 2
a. Latar Belakang............................................................................................... 2
b. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... ......... 3
a. Latar Belakang Terjadinya Perang................................................................. 3
b.
Kronologi
Perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I............................ 4
c. Pasca terjadinya perang.................................................................................. 5
Bab III Penutup......................................................................................................... 7
Kesimpulan.................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bangsa Mongol merupakan bangsa yang telah terkenal dengan luasnya
wilayah kekuasaan serta kekuatan dari para pemimpinnya. Salah satu keturunan
dari bangsa Mongol ialah Timurlenk yang merupakan keturunan Takinah Khatun dan
Amir Turghay. Ia merupakan sosok yang memiliki ambisi yang tinggi dalam
menguasai sebuah wilayah. Timurlenk buta akan kekuasaan, ia menaklukan
daerah-daerah lain dengan cara yang sangat kejam. Bahkan ia telah membangun
menara yang tersusun dari tengkorak kepala manusia yang telah ia bantai.
Tidak lain halnya dengan Timurlenk yang berambisi tinggi, di
wilayah kekuasaan Turki juga ada sosok yang memiliki ambisi besar dalam memperluas
wilayah kekuasaan Islam, yaitu Sultan Bayazid I. Ia dikenal sebagai Sang Kilat,
karena Ia mampu mengalahkan negara-negara Nasrani di Anatolia. Sosok Bayazid I
digambarkan laksana kilat diantara dua front Balkan dan Anatolia[1]
dalam waktu yang tergolong singkat, yaitu sekitar satu tahun. Kemudian ia juga
ingin menaklukkan kota Konstantinopel, namun pada saat Bayazid sedang sibuk
menyusun rencana, Timurlenk memanfaatkan situasi itu untuk menyerang Bayazid.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang melatarbelakangi terjadinya perang?
2.
Bagaimana
kronologi peperangan antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I?
3.
Peristiwa-peristiwa
pasca terjadinya perang Timurlenk dan Sultan Bayazid I?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui latar belakang adanya konflik yang terjadi di Asia Tengah pada masa
Timurlenk dan Bayazid I.
2.
Untuk
mengetahui kronologi terjadinya perang diantara keduanya.
3.
Mengetahui
peristiwa-peristiwa yang terjadinya setelah
perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang Terjadinya Perang
Sultan Bayazid I mewarisi sifat-sifat keperwiraan dari ayah dan
kakeknya, ia juga memiliki semangat yang sangat besar untuk Jihad Fi
Sabilillah.[2]
Semangat jihad yang menggebu-gebu menyebabkan Sultan Bayazid tidak begitu
memperhatikan keadaan pemerintahannya dan acaman eksternal yang muncul dari
mana saja. Saat beliau sedang terfokus dengan serangan kepada Konstantinopel,
muncul ancaman dari sesama kerajaan Islam , yaitu serangan dari Timurlenk. Ia
sangat berambisi dalam menjadi penguasa di Eropa. Karena keduanya sama-sama
ingin menjadi penguasa tunggal, maka menimbulkan adanya persinggungan politik antara
Sultan Bayazid dengan Timurlenk.
Timurlenk ialah keturunan dari Mongol dan Turki. Timurlenk adalah
keturunan Mongol dan didukung oleh banyak kaum Mongol yang kemudian masuk Islam setelah penaklukkan
Baghdad.[3] Ia
menguasai hampir sebagian besar dari wilayah negeri-negeri muslim dengan
kekuatan kejam dan menakutkan bagi setiap lawannya. Peperangan ini di pengaruhi
oleh adanya sebab-sebab berikut:
1.
Para
pemimpin wilayah Irak, yang mana negeri mereka tunduk dibawah wilayah kekuasaan
Timurlenk. Mereka meminta perlindungan kepada Bayazid I atas serangan yang
dilakukan oleh Timurlenk untuk menguasai Baghdad. Sebaliknya, para penguasa
wilayah di Asia Kecil yang berada dibawah kekuasaan Bayazid I meminta
perlindungan kepada Timurlenk. Kedua pihak yang meminta perlindungan itu
akhirnya membenturkan kekuatan Bayazid dan Timurlenk.[4]
2.
Adanya
provokasi dari negara-negara Nasrani Eropa kepada Timurlenk agar segera
menyerang, menumpas habis dan melenyapkan pemerintahan Bayazid. Hal ini
dilakukan agar Timurlenk dapat membalaskan kekalahan mereka terhadap serangan
Bayazid di beberapa pertempuran.
3.
Adanya
surat-surat yang menimbulkan amarah dari kedua belah pihak. Timurlenk mengirim
dua surat, surat pertama tidak direspon oleh Sultan Bayazid sehingga dikirimlah
surat kedua yang didalamnya berisi penghinaan kepada Bayazid. Ia mempertanyakan
ketidakjelasan asal-usul garis keturunan Bayazid. Dia menawarkan pengampunan
kepada Bayazid, karena dia telah mengklaim bahwa Bani Utsmani telah banyak
membaktikan diri untuk kepentingan Islam . Dia mengakhiri suratnya dengan
mengecilkan posisi Bayazid . Di sisi lain, Bayazid terang-terangan mengatakan
bahwa ia siap untuk melawan Timurlenk yang berambisi merampas kesultanannya.[5]
4.
Keduanya
sama-sama sangat berambisi dalam perluasan wilayah kekuasaan, meskipun
sama-sama dari penguasa wilayah muslim. Mereka ingin menjadi penguasa
satu-satunya tanpa ada yang menandinginya.
B.
Kronologi
Perang antara Timurlenk dan Sultan Bayazid I
Setelah berhasil menganeksasi Kashmir dan Delhi pada 1398 M,
beberapa tahun kemudian Timurlenk berhadapan dengan pasukan Kesultanan Utsmani
dibawah pimpinan Sultan Bayazid I. Pertemuan dua kekuatan besar tersebut adalah
puncak dari konflik politik antara Bayazid I dengan Timurlenk pada saat itu.
Salah satu alasannya kedua pasukan tersebut bentrok, salah satunya adalah
karena Sultan Bazayid I melindungi Ahmad bin Uwais dan Qara Yusuf.[6]
Kedua orang tersebut dianggap oleh Timurlenk sebagai pemberontak dan pengacau,
karena telah menyerang Timurlenk.[7]
Timurlenk bergerak dengan membawa 800.000 pasukannya menuju
Anatolia untuk menyerang Bazayid I, pada 1402 M/804 H.[8]
Untuk menghadapi serangan pasukan Timurlenk, Sultan Bazayid I mengerahkan
120.000 pasukan. Kedua pasukan tersebut bertemu di sekitar Angora (Ankara
sekarang). Peperangan dimulai dengan penaklukkan Anggara oleh Timurlenk,
bertujuan agar pasukan dari Turki Utsmani tidak dapat melakukan serangan dari
belakang. Pasukan Timuriah memulainya dengan memakai alat berat mereka, tanpa
memerintahkan untuk maju[9]
hingga akhirnya meriam mereka menghantam pasukan Turki bagian tengah. Selain
itu, mereka juga menggunakan panah untuk menyerang satu sama lain. Sulaiman
(putra Bayazid) berusaha menyerang dengan menggerakkan pasukkan sayap kiri.
Namun hal ini tak membuahkan hasil, Timuriah berhasil membantai belasan ribu
prajurit Sulaiman.
Bayazid kemudian mundur secara perlahan namun pasukan Timuriah
terus menyerang hingga pasukan dari Turki Utsmani ini mengalami kelelahan
dibawah panasnya sinar matahari saat itu, ditambah lagi persediaan air yang
tidak mencukupi. Ketiga putra Bayazid yaitu Muhammad, Sulaiman, dan Isa berhasil
melarikan diri dan tinggallah ia bersama pasukan Jannisari. Dalam peperangan
ini keberuntungan memihak kepada Timurlenk. Ia berhasil mengalahkan pasukan
Sultan Bazayid I dan kemudian memenjarakannya. Sultan Bazayid I dipenjara oleh
Timurlenk sampai akhirnya meninggal dunia pada 1403 M.
C.
Pasca
Terjadinya Perang
Kekalahan Utsmani dalam perang menghadapi Timurlenk ini adalah
suatu pukulan yang berat, karena pada saat itu Utsmani dalam masa usaha
perluasaan wilayah ke Eropa. Oleh karena itu kekalahan pasukannya dan juga
tertangkapnya pemimpin Utsmani dapat menjadi aib bagi pemerintah Utsmani.
Diantara faktor penyebab kekalahan
pasukan Utsmani adalah karena ketergesaan Sultan Bayazid I dalam mengambil
kebijakan untuk menghadapi pasukan
Timurlenk. Ia tidak melakukan persiapan yang matang, selain itu pasukan Utsmani
juga ditempatkan dalam posisi yang kurang menguntungkan yang pada akhirnya
mudah untuk di pecah belah oleh pasukan Timurlenk.
Setelah terdengar kekalahan Sultan Bazayid I terhadap Timurlenk,
raja-raja Eropa, seperti raja Inggris, Prancis, Qasytalah, dan Kaisar Byzantium
segera mengirimkan ucapan selamat kepada Timurlenk atas kemenangannya. Hal ini
dikarenakan Utsmani selama ini sudah menjadi pengganggu bagi kerajaan-kerajaan
Nasrani di Eropa. Oleh karena itu dengan kalahnya Utsmani dalam perang melawan
Timurlenk dapat membuat daerah kekuasaan raja-raja Eropa tersebut aman tanpa
ada lagi gangguan dari Kesultanan Utsmani.[10]
Setelah mengalahkan Utsmani, Timurlenk
kemudian menuju wilayah-wilayah Nasrani untuk kemudian ditaklukan. Ia berhasil
menaklukan Azniq Bursa dan kota-kota, serta benteng-benteng pertahanan lainnya.
Kemudian ia menyerang perbatasan Azmier dan mampu mengalahkan pasukan kuda
Rhodesia, yaitu pasukan khusus berkuda milik Paus Yohanes.
Penyerangan-penyerangan tersebut dilakukan oleh Timurlenk setelah mengalahkan
Utsmani di maksudkan untuk membuat kesan bahwa Timurlenk juga berjuang Jihad
fi Sabilillah. Hal ini dikarenakan setelah Timurlenk mengalahkan Utsmani
banyak umat Islam yang mengkritik kepadanya, karena Timurlenk telah menghancurkan
kekuatan yang selama ini melindungi umat Islam dari gangguan raja-raja Nasrani
Eropa.[11]
Selain itu Timurlenk juga mengembalikan para penguasa di Asia Kecil
ke kedudukannya semula. Dari kebijakan Timurlenk tersebut, wilayah-wilayah yang
sebelumnya berada dibawah pemerintahan Utsmani kembali lagi memiliki kuasa
untuk menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa adanya kontrol dari Kesultanan
Utsmani.
Tidak cukup dengan kemenangan yang telah Timurlenk dapatkan. Ia
juga berusaha menumbuhkan konflik diantara anak-anak Bazayid I. Hal itu ia
lakukan untuk memadamkan ambisi politik keluarga Bazayid I. Dengan adanya
kekacauan akibat konflik, Timurlenk berharap Kesultanan Utsmani menjadi lemah
dan akhirnya runtuh.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Timurlenk merupakan sosok penguasa sekaligus pendiri Dinasti
Timuriah pada 1370 M yang berambisi, merasa dirinya lah yang pantas berkuasa.
Jika di langit ada satu penguasa, yaitu Allah SWT, maka penguasa di bumi adalah
dia. Timurlenk menguasai satu persatu wilayah, baik itu muslim maupun bukan.
Terbukti pada penyerangan yang dilakukannya kepada kekuasaan Turki Utsmani
dibawah pimpinan Bayazid I.
Terjadinya perang ini disebakan oleh suaka politik yang diberikan
kepada musuh dari kedua pihak. Sultan Bayazid memberikan suaka politik kepada
musuh Timurlenk (Sultan Ahmad dan Qara Yusuf), sebaliknya Timurlenk memberikan
suaka politik kepada pemberontak Bayazid. Kemudian surat menyurat yang membakar
amarah Bayazid sampai menimbulkan penekanan bahwa ia siap untuk melawan pasukan
dari pihak Timurlenk.
Akhirnya perang ini terjadi pada 1402 M, Timurlenk membawa 800.000
pasukan menuju Anatolia, sedangkan Sultan Bayazid I hanya membawa pasukan
sebanyak 120.000 pasukan. Keduanya bertemu di Angora yang sekarang menjadi
Angkara. Dalam konflik ini Sultan Bayazid I tertawan hingga akhirnya meninggal
dalam penjara Timurlenk. Kekuasaan Bayazid secara otomatis jatuh ketangan
Timurlenk. Selain itu, banyak konflik yang terjadi antar anak-anak Bayazid
sehingga konflik tersebut hanya dijadikan tontonan yang menghibur Timurlenk.
DAFTAR
PUSTAKA
Ash-Shallabi,
Ali Muhammad. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Al-Kautsar,
2016.
Karim, M. Abdul. Bulan Sabit di Gurun Gobi. Yogyakarta:
Gramasurya, 2014.
Nugroho, Muhammad
Ilham. Penyerangan Timur Lang Terhadap Kesultanan Turki Utsmani Pada Masa
Bayazid I (1399-1402 M).Yogyakarta:Fak. Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga. 2017.
Tim
Riset dan Studi Islam Mesir. Ensiklopedia Sejarah Islam, diterjemahkan
oleh Aif Munandar R. Dkk. Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2013, Jilid 2.
[1] Ali Muhammad
Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniya, (Jakarta:Al-Kautsar,
2016), hlm. 65
[2] Ayahnya yaitu
Sultan Murad I yang telah banyak melakukan penaklukan, seperti Andrianopel,
Masedonia, Bulgaria dan Asia Kecil. Kakeknya ialah Sultan Sulaiman bin Utsman
yang berkuasa 1327-1360.
[3] Ali Muhammad
Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya..., hlm. 69
[4] Ibid,
hlm. 70
[6]Tim Riset dan
Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Aif
Munandar R. Dkk, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2013), Jilid 2, hlm. 88.
[7]M. Abdul Karim,
Bulan Sabit di Gurun Gobi, (Yogyakarta: Gramasurya, 2014), hlm. 116.
[8]Ash-Shallabi,
Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, (Jakarta:
Pustaka al Kautsar, 2016), hlm. 71. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa
jumlah pasukan Timurlenk berjumlah 250.000 orang, seperti yang telah M. Abdul
Karim tulis dalam Abdul Karim, M. Bulan Sabit di Gurun Gobi. (Yogyakarta:
Gramasurya, 2014), hlm. 116.
[9]
Muhammad Ilham
Nugroho, Penyerangan Timur Lang Terhadap Kesultanan Turki Utsmani Pada Masa
Bayazid I (1399-1402 M), (Yogyakarta:Fak. Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga, 2017), hlm.52.
[10]Ash-Shallabi,
Ali Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Khalifah .., hlm. 72.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar